Minggu, 09 November 2014

TULISAN II

KETIDAK PUASAN KERJA


JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan buruh yang tergabung dalam Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) DKI Jakarta melakukan demonstrasi di depan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta untuk menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), Senin (3/11/2014).

"Kami menuntut pemerintah khususnya Disnakertrans DKI Jakarta supaya dalam menetapkan UMP nanti benar-benar sesuai dengan kebutuhan riil kaum buruh," kata Koordinator Aksi Sunarno di Jakarta, Senin.

Besaran UMP yang diminta oleh KASBI untuk pekerja lajang yaitu Rp3.767.389 dari yang berlaku saat ini yaitu Rp2.441.000.

KASBI menilai UMP yang ditetapkan oleh Dewan Pengupahan Provinsi dan Gubernur saat ini hanya mengacu pada kebutuhan hidup minimum, sangat jauh dari besarnya pengeluaran secara riil.

"Banyak buruh yang terpaksa harus bekerja lembur atau mengambil kerja sampingan agar kebutuhan riil mereka tercukupi," ujar Sunarno.

Untuk itu KASBI menuntut revisi atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 13 Tahun 2012 terkait dengan komponen penentu Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dari 60 itemmenjadi 80 item.

Selain itu KASBI menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM sebesar 46 persen karena akan berdampak besar bagi kenaikan harga kebutuhan hidup lain.

Sunarno mengatakan aksi ini akan dilanjutkan ke Balai Kota DKI Jakarta untuk bertemu dengan Plt. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.

"Setelah ini kami akan mengadakan aksi lanjutan pada 6 dan 12 November ke Balai Kota DKI Jakarta dan DPR-RI," katanya.

Aanalisis Kasus

      Menurut pendapat saya, demo buruh diatas di sebabkan oleh adanya ketidakpuasan buruh terhadap UMR yang telah di tetapkan oleh pemerintah Kota Jakarta. Buruh merasa tidak puas karena gaji yang mereka dapatkan hanya mencukupi kebutuhan minimu buruh tetapi kenyataanya para buruh harus mencari pekerjaan sampingan untuk menutupi besarnya biaya hidup mereka. Apa lagi nanti pada pertengahan bulan November , pemerintah berencana untuk menaikan harga bbm yang tentunya semakin memberatkan buruh dan kaum menengah kebawah, karena kenaikan harga bbm tentunya akan dibarengi dengan naiknya pula harga harga kebutuhan pokok, yang tidak dibarengi juga dengan kenaikan UMR.
      Ketidakpuasan buruh tersebut tidak sesuai dengan faktor kondusif bagi kepuasan kerja buruh, yaitu imbalan yang wajar. Jika kita melihat pada contoh diatas, buruh tidak mungkin melakukan aksi demo jika imbalan yang mereka dapat atas pekerjaan mereka sesuai dengan UMR dan dirasa wajar yang tentunya akan menurunkan motivasi kerja parah buru, sesuai dengan teori dua faktor Hezberg. Hezberg menggambarkan bahwa suatu kepuasan kerja berasal dari keberadaan faktor intrinsik dan ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan dari faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik atau dalam hubungan pekerjaan yaitu meliputi; Status, upah, kondisi kerja, mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan dan bawahan, keamanan kerja, prosedur perusahaan.


SUMBER

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/11/03/21300491/Buruh.Jakarta.Tuntut.Kenaikan.UMP



PSIKOLOGI MANAJEMEN



TUGAS II



1. Pengorganisasian Struktur Manajemen


a. Definisi Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam

Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan

struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.

Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Pengorganisasian

(Organizing) adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur

berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu

ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang

seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.

b. Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen

Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen, meliputi :

a) Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan
diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang
rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.

b) Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.



2. Actuating Dalam Manajemen


a. Definisi Actuating

Penggerakan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua

anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial

dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar

mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai

tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah

kepemimpinan (leadership).



b. Pentingnya Actuating

Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan

orang- orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang

berarti bila tidak diikutidengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan

nonmanusia pada pelaksanaan tugas.Semua sumber daya manusia yang ada harus

dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerjaorganisasi. Setiap SDM harus

bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensimasing-masing

SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.


c. Prinsip Actuating

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para

bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara etektit serta

efisien dalam pencapaiantujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini

bersifat sangat kompleks karena disampingmenyangkut manusia juga menyangkut

berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusiadengan berbagai tingkah

lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh

pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :

1) Prinsip mengarah kepada tujuan

2) Prinsip keharmonisai dengan tujuan

3) Prinsip kesatuan komando

Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud

agar merekabersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang

dari prinsip-prinsip di atas.Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :

a) Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan
dapat dilakukandengan baik.

b) Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan ataumengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.

c) Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinyakepada bawahannya.



3. Mengendalikan Fungsi Manajemen (Controlling)

     Kendali, sering juga disebut Pengawasan, Controlling atau, sering juga disebut

pengendalian adalah satu diantara beberapa fungsi manajemen berupa mengadakan penilaian,

bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke

jalan yang benar dengan tujuan yang telah digariskan semula. Bila ditinjau dari proses, maka

proses itu adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang

telah direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.Pengawasan

merupakan tindakan seorang manejer untuk menilai dan mengendalikan jalan suatu kegiatan

yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan Ada banyak pengertian fungsi

controlling menurut beberapa pakar, di antaranya:

     Menurut Henry Fayol (1916) salah satu definisi pertama kontrol karena berkaitan dengan

manajemen. Adalah pengendalian suatu usaha terdiri dari melihat bahwa segala sesuatu yang

sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diadopsi, perintah yang telah diberikan,

dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Controlling sangat penting untuk mengetahui

kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah dari berulang.

     Menurut George R. Terry, pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah

gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi

penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa

ada yang melenceng dari rencana.

     Menurut Harold Koontz, pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dalam

rangka untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan perusahaan dan rencana yang dirancang untuk

mencapainya tercapai.

Dari pengertian diatas dapat dinyatakan ada hubungan Antara controlling dan

perencanaan. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan

penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan.

Empat elemen dasar dalam sistem kontrol :
1) Karakteristik atau kondisi yang akan dikontrol
2) Sensor
3) Komparator
4) Aktivator

Keempat elemen dasar tersebut terjadi dalam urutan yang sama dan menjaga hubungan

yang konsisten satu sama lain dalam setiap sistem.

1. Karakteristik atau kondisi dari sistem operasi yang akan diukur. Karakteristik dapat berupa output dari sistem dalam tahap pemrosesan atau mungkin suatu kondisi yang

merupakan hasil dari sistem. Sebagai contoh dalam sistem sekolah dasar para jam kerja guru atau keunggulan pengetahuan yang ditunjukkan oleh siswa pada ujian nasional adalah contoh karakteristik yang dapat dipilih untuk pengukuran atau kontrol.

2. Sensor, merupakan sarana untuk mengukur karakteristik atau kondisi. Sebagai contoh dalam sistem kontrol pengukuran kualitas dapat diandaikan oleh inspeksi visual dari produk.

3. Komparator, menentukan kebutuhan koreksi dengan membandingkan apa yang terjadi

dengan apa yang telah direncanakan. Beberapa penyimpangan dari rencana adalah

biasa dan diharapkan, tetapi ketika berada di luar variasi yang dapat diterima tindakan

korektif diperlukan. Ini melibatkan semacam tindakan pencegahan yang menunjukkan

bahwa kontrol yang baik sedang dicapai.

4. Aktivator, adalah tindakan korektif diambil untuk mengembalikan sistem ke output

yang diharapkan. Contohnya adalah seorang karyawan diarahkan ulang untuk bagian-

bagian yang gagal lulus pemeriksaan mutu atau kepala sekolah yang memutuskan

untuk membeli buku-buku tambahan untuk meningkatkan kualitas siswa. Selama

rencana dilakukan dalam batas-batas yang diijinkan tindakan korektif tidak diperlukan.

Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :

1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan

3) Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis

     Ada tiga tipe pengawasan (controlling), yaitu :

1) Pengawasan pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan
dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu
diselesaikan.

2. Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan.
Merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa
dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah
menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.

3. Pengawasan umpan balik
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.



4. Motivasi

     Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy

(1986) mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat

memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang

tergantung motivasi yang mendasarinya.

     Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam artikel

Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau

kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang

dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah

keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun

dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu

yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.

Sedangkan pengertian motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri

seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan

dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya

yang bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja sehingga mencapai kepuasan sesuai dengan

keinginannya. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka

seorang pegawai/ guru membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan berpengaruh

terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan kinerjanya. Telah lama diketahui bahwa

manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial ia membutuhkan rasa sayang,

pengakuan keberadaan, rasa ingin memiliki berbagai kebutuhan tersebut, manusia bekerja dan

berusaha dengan sekuat tenaga untuk memenuhi keinginan itu.

Teori-teori Motivasi

1) Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat diartikan sebagai suatu pertentangan/kesenjangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang terdapat dalam diri. Abraham Maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan tentang harga diri yaitu kebutuhan untuk dihargai dan dihormati oleh orang lain.
2. Kebutuhan tentang rasa aman yaitu kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya, pertentangan, ancaman dan lingkungan hidup.
3. Kebutuhan tentang rasa sosial yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, saling berinteraksi, berafiliasi dan kebutuhan untuk dicintai serta mencintai.
4. Kebutuhan tentang aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk menggunakan potensi, kemampuan dan skill . Kebutuhan untuk mengemukakan pendapat, gagasan, ide- ide dan kritik terhadap sesuatu.
5. Kebutuhan tentang fisiologis yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas, seksual dan perlindungan fisik. Kebutuhan ini dapat dikatakan sebagai kebutuhan yang paling dasar atau kebutuhan tingkat terendah.

2) Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini mengemukakan bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan merupakan mendasar dan sikap individu terhadap pekerjaan sangat baik untuk menentukan suatu keberhasilan ataupun kegagalan. Herzberg menggambarkan bahwa suatu kepuasan kerja berasal dari keberadaan faktor intrinsik dan ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan dari faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik atau dalam hubungan pekerjaan yaitu meliputi : Status, upah, kondisi kerja, mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan dan bawahan, keamanan kerja, prosedur perusahaan
3) Teori Kebutuhan McClelland
Teori ini mencakup tiga kebutuhan yakni :
1) Kebutuhan tentang hubungan yaitu hasrat/keinginan untuk hubungan yang saling akrab dan ramah antar pribadi.
2) Kebutuhan tentang pencapaian yaitu dorongan untuk mencapai standar-standar, berprestasi, mengungguli dan berusaha keras dalam menuju keberhasilan.
3) Kebutuhan tentang kekuatan yaitu kebutuhan untuk membuat orang lain dalam menunjukkan perilaku yang sedemikian rupa sehingga tidak akan berperilaku sebaliknya.

4) Teori X dan Y McGregor
Teori ini mengemukakan tentang pandangan nyata mengenai manusia. Teori X disebut sebagai pandangan pertama yang pada dasarnya bersifat negative. Sedangkan teori Y disebut sebagai pandangan pertama yang pada dasarnya bersifat positif. Disimpulkan bahwa pandangan manajer tentang sifat manusia didasarkan oleh beberapa kelompok pendapat tertentu dan cenderung untuk membentuk perilaku mereka terhadap karyawan yang berdasarkan pendapat-pendapat tersebut.



5. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan
hidup, karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja. Berikut ini beberapa
pengertian kepuasan kerja yang diambil dari beberapa sumber:

1) Kondisi menyenangkan atau secara emosional positif yang berasal dari penilaian seseorang atas pekerjaannya atau pengalaman kerjanya (Setiawan dan Ghozali, 2006:159).

2) Suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya (Robbins & Judge, 2008:107).

3) Keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya (Handoko, 2001:193).

4) Hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting (Luthans, 2006:243).

Menurut Stephen Robbins (2003:108) ada empat faktor yang kondusif bagi tingkat
kepuasan kerja karyawan yang tinggi, yaitu :

1) Pekerjaan yang secara mental menantang
Orang lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka peluanguntuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan satu varietas tugas, kebebasan dan umpan balik tentang seberapa baiknya mereka melakukan itu. Karakteristik-karakteristik ini membuat pekerjaanmenjadi menantang secara mental.

2) Imbalan yang wajar
Karyawan menginginkan sistem panggajian yang mereka anggap tidak ambigu, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila pembayaran itu kelihatanadil berdasarkan pada permintaan pekerjaan, tingkat keterampilan individu,dan standar pembayaran masyarakat, kepuasan mungkin dihasilkan.

3) Kondisi lingkungan kerja yang mendukung
karyawan merasa prihatin dengan kondisi lingkungan kerja mereka jika menyangkut masalah kenyamanan pribadi maupun masalah kemudahan untuk dapat bekerja dengan baik. Banyak studi yang menunjukan bahwa para karyawan lebih menyukaii lingkungan fisik yang tidak berbahaya atau yang nyaman. Selain itu kebanyakan karyawan lebih suka bekerja tidak jauh dari rumah, dalam fasilitas yang bersih dan relatif modern, dengan alat dan perlengkapan yang memadai.

4) Rekan kerja yang suportif
Dari bekerja orang mendapatkan lebih dari sekedar uang atau prestasi-prestasi yang berwujud, bagi sebagain karyawan kerja juga dapat mengisikebutuhan akan interaksi social. Oleh karena itu, tidak heran jika seorang karyawan memiliki rekan kerja yang suportif dan bersahabat dapat meningkatkan kepuasan kerja mereka.







SUMBER

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2035431-definisi-dan-pengertian-pengorganisasian menurut/#ixzz1iK6ktQ19

http://www.manajemenn.web.id/2011/08/pengertian-pengorganisasian.html

http://www.lepank.com/2012/07/pengertian-penggerakan-actuating.html

http://www.scribd.com/doc/244100639/Definisi-Actuating-Manajemen

https://prezi.com/7kgtcf6pggwm/manajemen-pendidikan-actuating/

Henri Fayol (1949). General and Industrial Management. New York: Pitman Publishing. pp. 107–109. (dalam, http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/03/12/fungsi-controlling- dalam-manajemen-638047.html)

http://deathneverlost.wordpress.com/2013/11/24/mengendalikan-controlling-fungsi- manajemen/ (dalam, http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/03/12/fungsi- controlling-dalam- manajemen-638047.html)

http://lizenhs.wordpress.com/2011/06/23/fungsi-fungsi-manajemen/
(dalam, http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/03/12/fungsi-controlling-dalam- manajemen-638047.html)

eprints.uny.ac.id/9579/2/bab%202%20-07104244063.pdf

http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/

http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html

As'ad, Muhammad. 1999. Psikologi Industri edisi keempat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
(dalam, http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-faktor-yang- mempengaruhi-kepuasan-kerja.html)