Minggu, 24 Januari 2016

NAUGHTY BUREAU PSYCHOLOGY

Kelompok 3 4PA02
Aditya muhammad
Herru JP
Helmy munandar
Mohammad haqqi abrian
Muhammad Farid
Nurul syahfitri
Renzi oktoviani


Naughty Bureau Psychology adalah sebuah biro yang bergerak di bidang pendidikan anak. Biro ini bergerak dengan berdasarkan teori tokoh psikologi yaitu Jean Piaget. Beliau mengatakan bahwa dalam tahapan operasi berfikir formal bahwa seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Karakteristik tahap ini diperoleh melalui kemampuan berfikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dilihat dari faktor biologis tahapan ini muncul pada saat pubertas menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual dan perkembangan sosial. beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai tahap perkembangan ini. sehingga tidak mempunyai keterampilan berfikir sebagai orang dewasa.

Menurut PUSDATIN DEPSOS jumlah anak nakal pada tahun 2005 sudah mencapai 189.705 orang. Menurut pantauan KPAI, Anak laki-laki umur 13-15 tahun sebanyak 12,05% sudah merokok dan perempuan sebanyak 8,53%.. Data dari departemen kesehatan hingga september 2008, dari 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia, 54% diantaranya adalah remaja.

Visi :
- Mengembangkan potensi anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal
Misi :
- Meningkatkan kesardaran pengetahuan & kemampuan masyarakat serta meningkatkan kualitas lingkungan yang memberi peluang, dukungan & kebebasan terhadap mekanisme perkembangan anak
- Memberikan pengetahuan mengenal peran orang tua mendidik anak agar potensi anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal

Karena itu, nbp akan membantu permasalahan yang dialami oleh anak anda. Konsultasi awal, kami menawarkan konsultasi secara online dan gratis lalu selanjutnya jika ada puas dan berminat untuk konsultasi selanjutnya anda dapat menghubungi kami
Silahlan menghubungi dengan klik disini

Jumat, 26 Juni 2015

TERAPI KELUARGA

Kelompok 9 : 
Mohammad Haqqi Abrian (14512714)
Muhammad Farid (14512784)
Sindy Setiawan (17512019)

A. Terapi Keluarga

1. Pengertian Terapi Keluarga
        Terapi keluarga dapat ditempatkan dalam konteks yang lebih luas dari teoritis ilmu psikologi mengenai intervensi keluarga (Liddle, Bray, Levant, & Santisteban, 2002), intervensi keluarga psikologi dapat melibatkan, menilai, dan memperhatikan beberapa sistem dan tingkat pengaruh sosial, termasuk rekan, sekolah, pekerjaan, dan komunitas.
        Suatu metode terapi dimana anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan komunikasi, dan meningkatkan fungsi dari setiap individu dalam keluarga. Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Jadi, terapi keluarga adalah metode dimana anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan komunikasi, memahami perilaku dan menemukan solusi bagaimana cara pemecahannya.
        Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain, terapis keluarga hanya membantu untuk mengidentifikasi dan merubah masalah maladaptif, menjadi lebih sehat dan mengusahakan supaya keadaan dapat disesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda. Fokus dari terapi ini, bukan individual, namun pada keluarga secara keseluruhan.
        Tujuan konseling keluarga terutama adalah untuk mengerti keluarga penderita gangguan skizofrenia, konseling keluarga dianggap cara baru untuk mengerti dan menangani penderita gangguan mental. Kemudian konseling keluarga tidak hanya berguna untuk menangani individu dalam konteks keluarga, tetapi juga keluarga yang tidak berfungsi baik.

2. Prinsip Terapi Keluarga
         Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip. Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan. Jadi, tidak ada anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain; perilaku tiap anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang lainnya. Prinsip kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti  sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Terapi keluarga tidak bisa digunakan bila tidak mungkin untuk mempertahankan atau memperbaiki hubungan kerja antar anggota kunci keluarga. Tanpa adanya ksadaran akan pentingnya menyelesaikan masalah pada setiap anggota inti keluarga, maka terapi keluarga sulit dilaksanakan. Bahkan meskipun seluruh anggota keluarga datang atau mau terlibat, namun beberapa system dalam keluarga akan sangat rentan untuk terlibat dalam terapi keluarga.

3. Model Terapi Keluarga
a.    Behavioral
   Tujuan dari terapi behavioral adalah merubah konsekuaensi perilaku anatar pribadi yang mengarah pada penghilangan perilaku maladaptif atau problemnya. Kerangka umum dari pendekatan behavioral adalah masa kini yang lebih memfokuskan pada lingkungan interpersonal yang terpelihara dan muncul terus dalam pola perilaku terkini. Fungsi utama dari terapis adalah direktif, mengarahkan, membimbing atau model dari perilaku yang diinginkan dan negosiasi kontrak.

b.   Psikodinamika
   Tujuan dari terapi psikodinamika ini adalah pertumbuhan, pemenuhan lebih banyak pada pola interaksi yang lebih. Psikodinamikan memandang keluarga sebagai system dari interaksi kepribadian, duimana setiap individu mempunyai usb-sistem yang penting dalam keluarga, sebagaimana keluarga sebagai sebuah sub-sistem dalam sebuah komunitas. Terapis menjadi fasilitator yang menolong keluarga untuk menentukan tujuannya sendiri dan bergerak kearah mereka sebagaimana sebuah kelompok.
   Kerangka umum adalah masa lalu, sejarah dari pengalaman terdekat yang perlu diungkap. Aturan dari ketidaksadaran adalah konflik dari masa lalu yang tidak terselesaikan akan Nampak pada perilaku sadar seseorang secara kontineu untuk mrnghadapi situasi dan obyek yang ada sekarang. Fungsi utama dari terapis bersikap netral artinya membuat intepretasi tehadap pola perilaku individu dan keluarga.
c.    Bowenian
   Tujuan terapi adalah memaksimalkan diferensiasi diri pada masing-masing anggota keluarga. Kerangka umumnya dari Bowen adalah mengutamakan masa kini dan tetap memperhatikan latar belakang keluarga. Atauran dari ketidak sadaran adalah konsep terkini yang menyatakan konflik yang tidak disadari meskipun saat ini tampak pada masa interaktif. Fungsi utama dari terapis adalah langsung tapi tidak konfrontasi dan dilihat melalui penyatuan keluarga. Bowen mencoba menjembatani antara pendekatan yang berorientasi pada psikodinamika yang menekankan pada perkembangan diri, isu-isu antar generasi dan peran-peran masa laludengan pendekatan yang membatasi perhatian pada unit keluarga dan pengaruhnya dimasa kini.




B. Contoh Kasus

1. Permasalahan
Don                 : Father
                          Ex-Husband
                         Has Child Custody
Don adalah seorang ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya. Tetapi ia tidak merasa demikian beberapa waktu terakhir karena ia merasa bahwa anak laki-lakinya telah menjadi seorang anak yang nakal dan menakutkan.
Angela             : Mother
                         Ex-Wife
                         Has Visitation Rights
Angela begitu heran dengan kelakuan anak laki-lakinya yaitu Ben. Namun yang membuat ia lebih heran lagi adalah mengapa suaminya mengizinkan Ben untuk minum minuman keras.
Heather           : Daughter
                          Sister
                           Student
            Heather mengatakan bahwa hubugannya dia dengan kedua orang tuanya sangat baik. Namun berbeda dengan hubungannya dengan kakaknya, Ben, ia merasa bahwa hubungannya dengan Ben sangat gila.
Ben                  : Son
                          Brother
                          Unemployed
Ben adalah sorang kakak yang pengangguran yang mempunyai hubungan yang sangat tidak baik dengan adik perempuannya.


2. Proses Terapi
            Terdapat 4 orang yang terlibat dalam proses terapi. Seorang terapis wanita, Don (ayah), Ben (anak laki-laki), dan Heather (anak perempuan). Terapi dilakukan di sebuah ruangan tertutup. Posisi duduk mereka membentuk setengah lingkaran, dengan ujung paling kiri yaitu Ben, kemudian di sebelahnya adalah terapis, setelah terapis adalah Heather, dan kemudian di ujung paling kanan adalah Don.
Awalnya, terapis mengatakan bahwa penting sekali membahas masalah hubungan antar anggota keluarga tersebut. Kemudian terapis juga meluruskan tentang peran orang tua dan anak dalam sebuah keluarga. Hal ini ditekankan kembali karena Don (ayah) cenderung membela Heather, anak perempuannya. Akan tetapi pada akhirnya Don dapat menyadari sikap seperti apa yang harus ia lakukan sebagai orang tua yang baik. Setelah itu terapis meminta ayah dan Ben untuk bertukar posisi duduk agar Ben dan Heather dapat duduk berdampingan.
Terapis mempersilahkan Heather untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya terhadap sosok Ben. Heather mengatakan bahwa ia merindukan sosok kakaknya yang seperti dulu dan ia merasa bahwa ia sudah tidak mengenali kakaknya lagi, yang sekarang ini dianggap sering berperilaku menyimpang. Misalnya saja sekarang Ben terbiasa pulang pagi dan juga berkata-kata kasar.
Setelah Heather selesai mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikirkan kemudian terapis meminta Ben untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh adik perempuannya tersebut. Dan terungkaplah bahwa selama ini Ben merasa bahwa selama ini dia diperlakukan secara berbeda dengan adiknya.
Setelah mendengar pengakuan dari kedua kakak beradik tersebut, terapis pun berusaha memberikan insight pada sang ayah tentang akar permasalahan yang terjadi di antara Ben dan Heather. Dan di akhir sesi terapi, hubungan antar anggota keluarga tesebut pun terlihat menjadi lebih hangat. Terapi selesai.


3. Pembahasan
Salah satu bentuk intervensi Psikologi Keluarga adalah terapi keluarga. Terapi keluarga merupakan salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menjalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan fungsi keluarga, dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi.
Contoh kasus diatas dapat di kaitkan dengan terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip. Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan. Jadi, tidak ada anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain; perilaku tiap anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang lainnya. Prinsip kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti  sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.

Dalam prinsip pertama kausalitas sirkular yang menjelaskan bahwa peristiwa yang terjadi itu berhubungan dan saling bergantung, memiliki sebab atas perilaku Heather yang jelas di ungkapkan nya bahwa Heather merindukan Ben yang dulu dan Ben menyatakan bahwa Don telah bersikap pilih kasih. Model terapi keluarga yang digunakan oleh terapis pada kasus diatas adalah behavioral, dimana terapis berusaha untuk merubah perilaku maladaptif pada diri Ben dan mencoba untuk mempererat hubungan interpersonal antara Don, Ben, dan Heather. 

Rabu, 25 Maret 2015

PSIKOTERAPI

Apa itu psikoterapi ?
Psikoterapi yang lahir pada abad pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni "psyche" yang artinya jelas, yaitu "mind" atau sederhananya: jiwa dan "theraphy" dari Bahas Yunani yang berarti "merawat" atau "mengasuh", sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah "perawatan terhadap aspek kejiwaan" seseorang. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan "psychotheraphy" tidak tercantum, tetapi ada perkataan "psychotherapeutic" yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian perawatan melalui teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan psikologik terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian. sebagaimana diketahui, bahwa perawatan terhadap penderita seperti tersebut ini, juga bisa dilakukan dengan pendekatan dari bidang Kedokteran, antara lain farmasi dan farmakoterapi.

Tujuan Psikoterapi ?

Tujuan psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991).

  1. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah: Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstrukai kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
  2. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991), dirumuskan sebagai: Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
  3. Tujua psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah: Untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
  4. Corey (1991) merumuskan tujuan psikoterapi pada pendekatan terpusat pada pribadi dengan: Untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenali hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa  mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya. ditolak atau terhambat. Untuk memungkinkannya berkembang ke arah keterbukaan, memperkuat kepercayaan diri, kemauan melakukan sesuatu dan meningkatkan spontanitas dan kesegaran dalam hidupnya.
Pada akhirnya uraian mengenai tujuan psikoterapo ini, ditutup dengan uraian mengenai terapi realitas dari kedua tokoh tersebut diatas.

  • Ivey, et al (1987) merumuskan psikoterapi dengan pendekatan terapi realitas sebagai: Untuk memenuhi kebutuhan seseorang tanpa dicampur-tangani orang lain. Untuk menentukan keputusan yang bertanggung jawab dan untuk bertindak dengan menyadari sepenuhnya akan akibat-akibatnya.
  • Mengenai terapi realitas ini, Corey (1991) merumuskanya dengan: Untuk membantu seseorang agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa seberapa jauh tindakannya berhasil.
Unsur-unsur psikoterapi ?
          Masserman (1984) melaporkan delapan 'parameter pengaruh' dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu:
  1. Peran sosial (martabat)
  2. Hubungan (persekutuan terapeutik)
  3. Hak
  4. Retrospeksi
  5. Reduksi
  6. Rehabilitas, memperbaiki gangguan berat
  7. Resosialisasi
  8. Rekapitulasi
Perbedaan psikoterapi dan konseling ?
    Perbedaan antara psikoterapi dan konseling Psikoterapi secara fisik diterapkan terhadap penyakit klinis atau mental karena sangat berlawanan dengan penyakit yang banyak terhadu du masyarakat. Psikoterapi dilakukan oleh psikoterapis (yang berlawanan dengan konselor) yang merupakan seorang terapos umum atau terapis yang berkualitas, Sedangkan konseling dapat dilakukan oleh semua orang, mulai dari pemuka agama sampai dengan konselor profesional. konseling bersifat jauh lebih praktis, setiap hari, cenderung ke arah pemecahan masalah.... berdasar pada masalah di sini dan saat ini, sedangkan psikoterapi, membangkitkanide-ide yang berhubungan dengan psikologi freudian yang mungkin menggunakan kerangka kerja yang sangat khusus. Konseling merupakan sesuatu yabg lebih terfokus, lebih spesifik dan lebih berorientasi pada situasi, dan psikoterapi sebagai suatu pandangan yang jauh lebih global tentang kehidupan seseorang, berupaya membuat suatu perubahan yang dapat memengaruhi seluruh kehidupan seseorang, atau berupaya membuat perubahan dalam kepribadian. Psikoterapi merupakan suatu eksplorasi kehidupan seseorang dengan tingkatan yang jauh lebih dalam meliputi membentuk daya titik berdasarkan eksplorasi perkembangan awal, pengaruh orang tua dan hal-hal yang dapat muncul pada konseling. Dalam konseling, mereka lebih dibawa untuk memahami situasi tertentu daripada memahami diri klien sendiri.

Pendekatan psikoterapi terhadap mental illness ?

1. Pendekatan Psikoanalisis (Psikodinamika)
Membuat sesuatu tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat. Tujuanya adalah agar klien menyadari apa yang sebelumnya tidak disadari.

2. Terapi Behavioral
Manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi) Dalam hal ini berkaitan dengan classical conditioning (Ivan Pavlov) yang menggunakan anjing sebagai percobaanya,ketika anjing menekan bel, muncul makanan dari air liur. Selain itu juga operant conditioning (B.F.Skinner) yang menggunakan tikus sebagai percobaanya.

3. Teori Humanistik
Sebuah penekanan umum terhadap perilaku manusia yag menekankan pada keunikan, harga diri, dan nilai tujuan pribadi. Terapi humanistik adalah terapi yang dimaksudkan untuk menangani manusia secara menyeluruh.

4. Terapi Kognitif
Pikiran manusia dipengaruhi oleh pikiranya. Terapi ini lebih fokus pada modifikasi pola pikiran untuk merubah perilaku. Tujuan terapi ini adalah mengubah pola pikiran dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional

5. Teori Holistik
Memilih berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan satu teknik tunggal. Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.

Bentuk-bentuk utama dari terapi ?

  • Teknik Terapi Psikoanalisa
Bahwa di dalam tiap-tiap individu terdapat kekuatan yang saling berlawanan yang menyebabkan konflik internal tidak terhindarkan. Konflik ini mempunyai pengaruh kuat pada perkembangan kepribadian individu, sehingga menimbulkan stres dalam kehidupan. Teknik ini menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id. Model ini banyak dikembangkan dalam Psiko-analisis Freud. Menurutnya, paling tidak terdapat lima macam teknik penyembuhan penyakit mental, yaitu dengan mempelajari otobiografi, hipnotis, chatarsis, asosiasi bebas, dan analisa mimpi. Teknik freud ini selanjutnya disempurnakan oleh Jung dengan teknik terapi Psikodinamik.

  • Teknik Terapi Perilaku

Teknik ini menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu, antara lain desensitisasi, sistematik, flooding, penguatan sistematis, pemodelan, pengulangan perilaku yang pantas dan regulasi diriperilaku.

  • Teknik Terapi Kognitif Perilaku

Teknik modifikasi perilaku individu dan mengubah keyakinan maladatif. Terapis membantu individu mengganti interpretasi yang irasional terhadap suatu peristiwa dengan interpretasi yang lebih realistik.

  • Teknik Terapi Humanistik

Teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesunguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered-therapy). Gangguan psikologis diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau orang lain.

  • Teknik Terapi Eklektik atau Integratif

Yaitu memilih teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu. Terapis mengkhususkan diri dalam masalah spesifik, seperti alkoholisme, disfungsi seksual, dan depresi.

  • Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga

Terapi kelompok adalah teknik yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedang terapi keluarga adalah bentuk terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri, atau hubungan arang tua-anak, untuk mempelajari cara yang lebih efektif, untuk berhubungan satu sama lain dan untuk menangani berbagai masalahnya.


SUMBER:
Gunarsa, S.D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Morrison, Paul & Burnard, Philip.(1997) .Caring & Communication: the interpersonal relationship in      nursing. New York: Palgrave.
Maulany, R.F. (1994). Buku Saku Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit            Buku Kedokteran EGC.
Semiun, Yustinus 2006. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: PT Kanisius
Corey, Gerald. 2006. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama

Senin, 19 Januari 2015

TUGAS PERTEMUAN 4


PELATIHAN & PENGEMBANGAN

A. Definisi Pelatihan

      Menurut Mathis (2002), Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang. 
    Sedangkan Payaman Simanjuntak (2005) mendefinisikan pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM ( human investment) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk 
membekali seseorang dengan keterampilan kerja. 
     Pelatihan didefinisikan oleh Ivancevich sebagai “usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera”.

B. Tujuan dan Sasaran Pelatihan dan Pengembangan
    Menurut Carrell dan Kuzmits (1982 : 278), tujuan utama pelatihan dapat dibagi menjadi 5 area:
1. Untuk meningkatkan ketrampilan karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.
2. Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten.
3. Untuk membantu masalah operasional.
4. Untuk menyiapkan karyawan dalam promosi.
5. Untuk memberi orientasi karyawan untuk lebih mengenal organisasinya
     Menurut Procton dan Thornton (1983 : 4) menyatakan bahwa tujuan pelatihan adalah:
1. Untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan bisnis dan operasional-operasional industri sejak hari       pertama masuk kerja.
2. Memperoleh kemajuan sebagai kekuatan yang produktif dalam perusahaan dengan jalan                       mengembangkan kebutuhan ketrampilan, pengetahuan dan sikap.



C. Faktor Psikologi Dalam Pelatihan dan Pengembangan
Faktor-faktor dalam Pelatihan :
1.Perbedaan Individual : Fisik dan Psikis.
      Individual differences.
2.Hubungan dengan Analisis Jabatan :Proses untuk memperoleh segala informasi tentang pekerjaan yangdilakukan secara sistematis sebagai bahan dasar untuk penyusunankegiatan-kegiatan yang menyangkut karyawan.
      Biasanya dilakukan untuk proses rekrutmen dan seleksikaryawan.
3.Motivasi : Mampu meningkatkan motivasi.
      Karena dalam pelatihan, yang terlibat di situ tidak hanya       
    peserta pelatihan atau pelatihnya saja melainkan metode pelatihan, dllnya juga. Hasil dari  
    pelatihan bisa untuk mengukur atau melihatmotivasi yang semakin meningkat atau malah  
    menurun setelahdilakukan pelatihan.
4.Partisipasi Aktif : Untuk semua peserta.
5.Seleksi Peserta : Sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
6. Seleksi Pelatih : Memiliki kemampuan, kualifikasi, pengetahuan,tanggung jawab, kepribadian yang baik.
7. Pelatihan untuk Pelatih : Memiliki kompetensi, kualifikasi, danlisensi.
8. Metode Pelatihan : Sesuai dengan jenis dan tujuannya

D. Teknik dan Metode Pelatihan dan Pengembangan
    Menurut Cherrington (1995:358), dikatakan bahwa metode dalam pelatihan dibagi menjadi dua yaitu on the job traming dan ojf the joh training. On the joh training lebih banyak digunakan dibandingkan dengan offthejob training. Hal ini disebabkan karena metode on the job training lebih berfokus pada peningkatan produktivitas secara cepat. Sedangkan metode off the joh training lebih cenderung berfokus pada perkembangan dan pendidikan jangka panjang.
On The Job Training dibagi menjadi 6 macam yaitu:
1. Job instruclion training
pelatihan ini memerlukan analisa kinerja pekerjaan secara teliti. Pelatihan ini dimulai dengan penjelasan awal tentang tujuan pekerjaan, dan menunjukan langkah-langkah pelaksanan pekerjaan.
2. Apprenticeship
pelatihan ini mengarah pada proses penerimaan karyawan baru, yang bekerja bersama dan dibawah bimbingan praktisi yang ahli untuk beberapa waktu tertentu. Keefektifan pelatihan ini tergantung pada kemampuan praktisi yang ahli dalam mengawasi proses pelatihan.
3. Internship dan assistantships
pelatihan ini hampir sama dengan pelatihan apprenliceship hanya saja pelatihan ini mengarah pada kekosongan pekerjaan yang menuntut pendidikan formal yang lebih tinggi. Contoh internship training adalah cooperalive education project, maksudnya
adalah pelatihan bagi pelajar yang menerima pendidikan formal di sekolah yang bekerja di suatu perusahan dan diperlakukan sama seperti karyawan dalam perusahaan tetapi tetap dibawah pengawasan praktisi yang ahli.
4. Job rotation dan transfer
adalah proses belajar yang biasanya untuk mengisi kekosongan dalam manajemen dan teknikal. Dalam pelatihan ini terdapat 2 kerugian yahu: peserta pelatihan hanya merasa dipekerjakan sementara dan tidak mempunyai komitmen untuk terlibat dalam pekerjaan dengan sungguh-sungguh, yang kedua, banyak waktu yang terbuang untuk memberi orientasi pada perserta terhadap kondisi pekerjaan yang baru.
Tetapi pelatihan ini juga mempunyai keuntungan yaitu: jika pelatihan ini diberikan oleh manajer yang ahli maka peserta akan memperoleh tambahan pengetahuan mengenai peiaksanaan dan praktek dalam pekerjaan.
5. Junior boards dan committee assingments
alternatif pelatihan dengan memindahkan perserta pelatihan kedalam komite untuk bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan administrasi. Dan juga menempatkan perserta dalam anggota eksekutif agar memperoleh kesempatan dalam bennteraksi dengan eksekutif yang lain.
6. Couching dan counseling
pelatihan ini merupakan aktifitas yang menharapkan timbal balik dalam penampilan kerja, dukungan dari pelatih, dan penjelasan secara berlahan bagaimana melakukan pekerjaan secara tepat.

Off the job training dibagi menjadi 13 macam:
1. Vestibule training: pelatihan dimana dilakukan ditempat tersendiri yang dikondisikan seperti tempat aslinya. Pelatihan ini digunakan untuk mengajarkan keahlian kerja yang khusus.
2. Lecture: merupakan pelatihan dimana menyampaikan berbagai macam informasi kepada sejumlah besar orang pada waktu bersamaan.
3. Independent self-study: pelatihan yang mengharapkan peserta untuk melatih diri sendiri misalnya dengan membaca buku, majalah profesional, mengambil kursus pada universitas lokal dan mengikuti pertemuan profesional.
4. Visual presentations: pelatihan dengan mengunakan televisi, film, video, atau persentasi dengan menggunakan slide.
5. Conferences dan discusion: pelatihan ini biasa digunakan untuk pelatihan pengambilan keputusan dimana peserta dapat belajar satu dengan yang Iainnya.
6. Teleconferencing: pelatihan dengan menggunakan satelit, dimana pelatih dan perseta dimungkinkan untuk berada di tempat yang berbeda.
7. Case studies: pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis, dimana peserta dituntut untuk menemukan prinsip-prinsip dasar dengan menganalisa masalah yang ada.
8. Role playing: pelatihan dimana peserta dikondisikan pada suatu permasalahan tertentu, peserta harus dapat menyelesaikan permasalahan dimana peserta seolah-olah terlibat langsung.
9. Simulation: pelatihan yang menciptakan kondisi belajar yang sangat sesuai atau mirip dengan kondisi pekerjaan, pelatihan ini digunakan untuk belajar secara teknikal dan motor skill.
10. Programmed instruction: merupakan aplikasi prinsip dalam kondisi operasional, biasanya menggunakan computer.
Computer-based training: merupakan program pelatihan yang diharapkan mempunyai hubungan interaktif antara komputer dan peserta, dimana peserta diminta untuk merespon secara langsung selama proses belajar.
12. Laboratory training: pelatihan ini terdiri dari kelompok-kelompok diskusi yang tak beraturan dimana peserta diminta untuk mengungkapkan perasaan mereka terhadap satu dengan yang lain. Tujuan pelatihan ini adalah menciptakan kewaspadaan dan meningkatkan sensitivitas terhadap perilaku dan perasaan orang lain maupun dalam kelompok.
13. Programmed group excercise: pelatihan yang melibatkan peserta untuk bekena sama dalam memecahkan suatu permasalahan.


SUMBER: 

Dessler, Gary. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Index (dalam http://edutekinfo.blogspot.com/2012/03/definisi-pelatihan-menurut-para-ahli.html)

Ivancevich, John, M, dkk. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi, jilid 1 dan 2 Jakarta : Erlangga. (dalam http://edutekinfo.blogspot.com/2012/03/definisi-pelatihan-menurut-para-ahli.html)

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/11/pelatihan-tenaga-kerja-definisi-tujuan_11.html

https://www.academia.edu/9240875/Psikologi_Industri

Minggu, 09 November 2014

TULISAN II

KETIDAK PUASAN KERJA


JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan buruh yang tergabung dalam Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) DKI Jakarta melakukan demonstrasi di depan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta untuk menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), Senin (3/11/2014).

"Kami menuntut pemerintah khususnya Disnakertrans DKI Jakarta supaya dalam menetapkan UMP nanti benar-benar sesuai dengan kebutuhan riil kaum buruh," kata Koordinator Aksi Sunarno di Jakarta, Senin.

Besaran UMP yang diminta oleh KASBI untuk pekerja lajang yaitu Rp3.767.389 dari yang berlaku saat ini yaitu Rp2.441.000.

KASBI menilai UMP yang ditetapkan oleh Dewan Pengupahan Provinsi dan Gubernur saat ini hanya mengacu pada kebutuhan hidup minimum, sangat jauh dari besarnya pengeluaran secara riil.

"Banyak buruh yang terpaksa harus bekerja lembur atau mengambil kerja sampingan agar kebutuhan riil mereka tercukupi," ujar Sunarno.

Untuk itu KASBI menuntut revisi atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 13 Tahun 2012 terkait dengan komponen penentu Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dari 60 itemmenjadi 80 item.

Selain itu KASBI menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM sebesar 46 persen karena akan berdampak besar bagi kenaikan harga kebutuhan hidup lain.

Sunarno mengatakan aksi ini akan dilanjutkan ke Balai Kota DKI Jakarta untuk bertemu dengan Plt. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.

"Setelah ini kami akan mengadakan aksi lanjutan pada 6 dan 12 November ke Balai Kota DKI Jakarta dan DPR-RI," katanya.

Aanalisis Kasus

      Menurut pendapat saya, demo buruh diatas di sebabkan oleh adanya ketidakpuasan buruh terhadap UMR yang telah di tetapkan oleh pemerintah Kota Jakarta. Buruh merasa tidak puas karena gaji yang mereka dapatkan hanya mencukupi kebutuhan minimu buruh tetapi kenyataanya para buruh harus mencari pekerjaan sampingan untuk menutupi besarnya biaya hidup mereka. Apa lagi nanti pada pertengahan bulan November , pemerintah berencana untuk menaikan harga bbm yang tentunya semakin memberatkan buruh dan kaum menengah kebawah, karena kenaikan harga bbm tentunya akan dibarengi dengan naiknya pula harga harga kebutuhan pokok, yang tidak dibarengi juga dengan kenaikan UMR.
      Ketidakpuasan buruh tersebut tidak sesuai dengan faktor kondusif bagi kepuasan kerja buruh, yaitu imbalan yang wajar. Jika kita melihat pada contoh diatas, buruh tidak mungkin melakukan aksi demo jika imbalan yang mereka dapat atas pekerjaan mereka sesuai dengan UMR dan dirasa wajar yang tentunya akan menurunkan motivasi kerja parah buru, sesuai dengan teori dua faktor Hezberg. Hezberg menggambarkan bahwa suatu kepuasan kerja berasal dari keberadaan faktor intrinsik dan ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan dari faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik atau dalam hubungan pekerjaan yaitu meliputi; Status, upah, kondisi kerja, mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan dan bawahan, keamanan kerja, prosedur perusahaan.


SUMBER

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/11/03/21300491/Buruh.Jakarta.Tuntut.Kenaikan.UMP



PSIKOLOGI MANAJEMEN



TUGAS II



1. Pengorganisasian Struktur Manajemen


a. Definisi Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam

Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan

struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.

Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Pengorganisasian

(Organizing) adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur

berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu

ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang

seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.

b. Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen

Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen, meliputi :

a) Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan
diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang
rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.

b) Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.



2. Actuating Dalam Manajemen


a. Definisi Actuating

Penggerakan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua

anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial

dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar

mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai

tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah

kepemimpinan (leadership).



b. Pentingnya Actuating

Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan

orang- orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang

berarti bila tidak diikutidengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan

nonmanusia pada pelaksanaan tugas.Semua sumber daya manusia yang ada harus

dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerjaorganisasi. Setiap SDM harus

bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensimasing-masing

SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.


c. Prinsip Actuating

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para

bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara etektit serta

efisien dalam pencapaiantujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini

bersifat sangat kompleks karena disampingmenyangkut manusia juga menyangkut

berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusiadengan berbagai tingkah

lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh

pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :

1) Prinsip mengarah kepada tujuan

2) Prinsip keharmonisai dengan tujuan

3) Prinsip kesatuan komando

Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud

agar merekabersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang

dari prinsip-prinsip di atas.Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :

a) Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan
dapat dilakukandengan baik.

b) Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan ataumengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.

c) Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinyakepada bawahannya.



3. Mengendalikan Fungsi Manajemen (Controlling)

     Kendali, sering juga disebut Pengawasan, Controlling atau, sering juga disebut

pengendalian adalah satu diantara beberapa fungsi manajemen berupa mengadakan penilaian,

bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke

jalan yang benar dengan tujuan yang telah digariskan semula. Bila ditinjau dari proses, maka

proses itu adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang

telah direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.Pengawasan

merupakan tindakan seorang manejer untuk menilai dan mengendalikan jalan suatu kegiatan

yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan Ada banyak pengertian fungsi

controlling menurut beberapa pakar, di antaranya:

     Menurut Henry Fayol (1916) salah satu definisi pertama kontrol karena berkaitan dengan

manajemen. Adalah pengendalian suatu usaha terdiri dari melihat bahwa segala sesuatu yang

sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diadopsi, perintah yang telah diberikan,

dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Controlling sangat penting untuk mengetahui

kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah dari berulang.

     Menurut George R. Terry, pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah

gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi

penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa

ada yang melenceng dari rencana.

     Menurut Harold Koontz, pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dalam

rangka untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan perusahaan dan rencana yang dirancang untuk

mencapainya tercapai.

Dari pengertian diatas dapat dinyatakan ada hubungan Antara controlling dan

perencanaan. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan

penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan.

Empat elemen dasar dalam sistem kontrol :
1) Karakteristik atau kondisi yang akan dikontrol
2) Sensor
3) Komparator
4) Aktivator

Keempat elemen dasar tersebut terjadi dalam urutan yang sama dan menjaga hubungan

yang konsisten satu sama lain dalam setiap sistem.

1. Karakteristik atau kondisi dari sistem operasi yang akan diukur. Karakteristik dapat berupa output dari sistem dalam tahap pemrosesan atau mungkin suatu kondisi yang

merupakan hasil dari sistem. Sebagai contoh dalam sistem sekolah dasar para jam kerja guru atau keunggulan pengetahuan yang ditunjukkan oleh siswa pada ujian nasional adalah contoh karakteristik yang dapat dipilih untuk pengukuran atau kontrol.

2. Sensor, merupakan sarana untuk mengukur karakteristik atau kondisi. Sebagai contoh dalam sistem kontrol pengukuran kualitas dapat diandaikan oleh inspeksi visual dari produk.

3. Komparator, menentukan kebutuhan koreksi dengan membandingkan apa yang terjadi

dengan apa yang telah direncanakan. Beberapa penyimpangan dari rencana adalah

biasa dan diharapkan, tetapi ketika berada di luar variasi yang dapat diterima tindakan

korektif diperlukan. Ini melibatkan semacam tindakan pencegahan yang menunjukkan

bahwa kontrol yang baik sedang dicapai.

4. Aktivator, adalah tindakan korektif diambil untuk mengembalikan sistem ke output

yang diharapkan. Contohnya adalah seorang karyawan diarahkan ulang untuk bagian-

bagian yang gagal lulus pemeriksaan mutu atau kepala sekolah yang memutuskan

untuk membeli buku-buku tambahan untuk meningkatkan kualitas siswa. Selama

rencana dilakukan dalam batas-batas yang diijinkan tindakan korektif tidak diperlukan.

Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :

1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan

3) Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis

     Ada tiga tipe pengawasan (controlling), yaitu :

1) Pengawasan pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan
dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu
diselesaikan.

2. Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan.
Merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa
dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah
menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.

3. Pengawasan umpan balik
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.



4. Motivasi

     Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy

(1986) mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat

memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang

tergantung motivasi yang mendasarinya.

     Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam artikel

Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau

kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang

dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah

keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun

dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu

yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.

Sedangkan pengertian motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri

seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan

dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya

yang bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja sehingga mencapai kepuasan sesuai dengan

keinginannya. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka

seorang pegawai/ guru membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan berpengaruh

terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan kinerjanya. Telah lama diketahui bahwa

manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial ia membutuhkan rasa sayang,

pengakuan keberadaan, rasa ingin memiliki berbagai kebutuhan tersebut, manusia bekerja dan

berusaha dengan sekuat tenaga untuk memenuhi keinginan itu.

Teori-teori Motivasi

1) Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat diartikan sebagai suatu pertentangan/kesenjangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang terdapat dalam diri. Abraham Maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan tentang harga diri yaitu kebutuhan untuk dihargai dan dihormati oleh orang lain.
2. Kebutuhan tentang rasa aman yaitu kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya, pertentangan, ancaman dan lingkungan hidup.
3. Kebutuhan tentang rasa sosial yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, saling berinteraksi, berafiliasi dan kebutuhan untuk dicintai serta mencintai.
4. Kebutuhan tentang aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk menggunakan potensi, kemampuan dan skill . Kebutuhan untuk mengemukakan pendapat, gagasan, ide- ide dan kritik terhadap sesuatu.
5. Kebutuhan tentang fisiologis yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas, seksual dan perlindungan fisik. Kebutuhan ini dapat dikatakan sebagai kebutuhan yang paling dasar atau kebutuhan tingkat terendah.

2) Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini mengemukakan bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan merupakan mendasar dan sikap individu terhadap pekerjaan sangat baik untuk menentukan suatu keberhasilan ataupun kegagalan. Herzberg menggambarkan bahwa suatu kepuasan kerja berasal dari keberadaan faktor intrinsik dan ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan dari faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik atau dalam hubungan pekerjaan yaitu meliputi : Status, upah, kondisi kerja, mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan dan bawahan, keamanan kerja, prosedur perusahaan
3) Teori Kebutuhan McClelland
Teori ini mencakup tiga kebutuhan yakni :
1) Kebutuhan tentang hubungan yaitu hasrat/keinginan untuk hubungan yang saling akrab dan ramah antar pribadi.
2) Kebutuhan tentang pencapaian yaitu dorongan untuk mencapai standar-standar, berprestasi, mengungguli dan berusaha keras dalam menuju keberhasilan.
3) Kebutuhan tentang kekuatan yaitu kebutuhan untuk membuat orang lain dalam menunjukkan perilaku yang sedemikian rupa sehingga tidak akan berperilaku sebaliknya.

4) Teori X dan Y McGregor
Teori ini mengemukakan tentang pandangan nyata mengenai manusia. Teori X disebut sebagai pandangan pertama yang pada dasarnya bersifat negative. Sedangkan teori Y disebut sebagai pandangan pertama yang pada dasarnya bersifat positif. Disimpulkan bahwa pandangan manajer tentang sifat manusia didasarkan oleh beberapa kelompok pendapat tertentu dan cenderung untuk membentuk perilaku mereka terhadap karyawan yang berdasarkan pendapat-pendapat tersebut.



5. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan
hidup, karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja. Berikut ini beberapa
pengertian kepuasan kerja yang diambil dari beberapa sumber:

1) Kondisi menyenangkan atau secara emosional positif yang berasal dari penilaian seseorang atas pekerjaannya atau pengalaman kerjanya (Setiawan dan Ghozali, 2006:159).

2) Suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya (Robbins & Judge, 2008:107).

3) Keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya (Handoko, 2001:193).

4) Hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting (Luthans, 2006:243).

Menurut Stephen Robbins (2003:108) ada empat faktor yang kondusif bagi tingkat
kepuasan kerja karyawan yang tinggi, yaitu :

1) Pekerjaan yang secara mental menantang
Orang lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka peluanguntuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan satu varietas tugas, kebebasan dan umpan balik tentang seberapa baiknya mereka melakukan itu. Karakteristik-karakteristik ini membuat pekerjaanmenjadi menantang secara mental.

2) Imbalan yang wajar
Karyawan menginginkan sistem panggajian yang mereka anggap tidak ambigu, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila pembayaran itu kelihatanadil berdasarkan pada permintaan pekerjaan, tingkat keterampilan individu,dan standar pembayaran masyarakat, kepuasan mungkin dihasilkan.

3) Kondisi lingkungan kerja yang mendukung
karyawan merasa prihatin dengan kondisi lingkungan kerja mereka jika menyangkut masalah kenyamanan pribadi maupun masalah kemudahan untuk dapat bekerja dengan baik. Banyak studi yang menunjukan bahwa para karyawan lebih menyukaii lingkungan fisik yang tidak berbahaya atau yang nyaman. Selain itu kebanyakan karyawan lebih suka bekerja tidak jauh dari rumah, dalam fasilitas yang bersih dan relatif modern, dengan alat dan perlengkapan yang memadai.

4) Rekan kerja yang suportif
Dari bekerja orang mendapatkan lebih dari sekedar uang atau prestasi-prestasi yang berwujud, bagi sebagain karyawan kerja juga dapat mengisikebutuhan akan interaksi social. Oleh karena itu, tidak heran jika seorang karyawan memiliki rekan kerja yang suportif dan bersahabat dapat meningkatkan kepuasan kerja mereka.







SUMBER

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2035431-definisi-dan-pengertian-pengorganisasian menurut/#ixzz1iK6ktQ19

http://www.manajemenn.web.id/2011/08/pengertian-pengorganisasian.html

http://www.lepank.com/2012/07/pengertian-penggerakan-actuating.html

http://www.scribd.com/doc/244100639/Definisi-Actuating-Manajemen

https://prezi.com/7kgtcf6pggwm/manajemen-pendidikan-actuating/

Henri Fayol (1949). General and Industrial Management. New York: Pitman Publishing. pp. 107–109. (dalam, http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/03/12/fungsi-controlling- dalam-manajemen-638047.html)

http://deathneverlost.wordpress.com/2013/11/24/mengendalikan-controlling-fungsi- manajemen/ (dalam, http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/03/12/fungsi- controlling-dalam- manajemen-638047.html)

http://lizenhs.wordpress.com/2011/06/23/fungsi-fungsi-manajemen/
(dalam, http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/03/12/fungsi-controlling-dalam- manajemen-638047.html)

eprints.uny.ac.id/9579/2/bab%202%20-07104244063.pdf

http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/

http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html

As'ad, Muhammad. 1999. Psikologi Industri edisi keempat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
(dalam, http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-faktor-yang- mempengaruhi-kepuasan-kerja.html)