TERAPI KELUARGA
Kelompok 9 :
Mohammad Haqqi Abrian (14512714)
Muhammad Farid (14512784)
Sindy Setiawan (17512019)
A.
Terapi Keluarga
1.
Pengertian Terapi Keluarga
Terapi keluarga dapat ditempatkan dalam konteks yang lebih luas
dari teoritis ilmu psikologi mengenai intervensi keluarga (Liddle, Bray,
Levant, & Santisteban, 2002), intervensi keluarga psikologi dapat
melibatkan, menilai, dan memperhatikan beberapa sistem dan tingkat pengaruh
sosial, termasuk rekan, sekolah, pekerjaan, dan komunitas.
Suatu metode terapi dimana anggota keluarga memperoleh
pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan komunikasi, dan meningkatkan
fungsi dari setiap individu dalam keluarga. Terapi keluarga adalah cara baru
untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom
dan cara pemecahannya. Jadi, terapi keluarga adalah metode dimana anggota
keluarga memperoleh pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan
komunikasi, memahami perilaku dan menemukan solusi bagaimana cara pemecahannya.
Terapi keluarga dapat dilakukan sesama
anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain, terapis keluarga hanya
membantu untuk mengidentifikasi dan merubah masalah maladaptif, menjadi lebih
sehat dan mengusahakan supaya keadaan dapat disesuaikan, terutama pada saat
antara yang satu dengan yang lain berbeda. Fokus dari terapi ini, bukan individual, namun pada keluarga
secara keseluruhan.
Tujuan konseling keluarga terutama
adalah untuk mengerti keluarga penderita gangguan skizofrenia, konseling
keluarga dianggap cara baru untuk mengerti dan menangani penderita gangguan
mental. Kemudian konseling keluarga tidak hanya berguna untuk menangani
individu dalam konteks keluarga, tetapi juga keluarga yang tidak berfungsi
baik.
2.
Prinsip Terapi Keluarga
Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy,
1968) yang terdiri dari 3 prinsip. Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya
peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu
arah–efek perhubungan. Jadi, tidak ada anggota keluarga yang menjadi penyebab
masalah lain; perilaku tiap anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara
satu dengan yang lainnya. Prinsip kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya
dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari
bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota
akan mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya
tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga
mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Terapi keluarga tidak bisa digunakan bila tidak mungkin untuk
mempertahankan atau memperbaiki hubungan kerja antar anggota kunci keluarga.
Tanpa adanya ksadaran akan pentingnya menyelesaikan masalah pada setiap anggota
inti keluarga, maka terapi keluarga sulit dilaksanakan. Bahkan meskipun seluruh
anggota keluarga datang atau mau terlibat, namun beberapa system dalam keluarga
akan sangat rentan untuk terlibat dalam terapi keluarga.
3. Model Terapi
Keluarga
a. Behavioral
Tujuan dari terapi behavioral adalah merubah
konsekuaensi perilaku anatar pribadi yang mengarah pada penghilangan perilaku
maladaptif atau problemnya. Kerangka umum dari pendekatan behavioral adalah
masa kini yang lebih memfokuskan pada lingkungan interpersonal yang terpelihara
dan muncul terus dalam pola perilaku terkini. Fungsi utama dari terapis adalah
direktif, mengarahkan, membimbing atau model dari perilaku yang diinginkan dan
negosiasi kontrak.
b. Psikodinamika
Tujuan dari terapi psikodinamika ini adalah
pertumbuhan, pemenuhan lebih banyak pada pola interaksi yang lebih.
Psikodinamikan memandang keluarga sebagai system dari interaksi kepribadian,
duimana setiap individu mempunyai usb-sistem yang penting dalam keluarga,
sebagaimana keluarga sebagai sebuah sub-sistem dalam sebuah komunitas. Terapis
menjadi fasilitator yang menolong keluarga untuk menentukan tujuannya sendiri
dan bergerak kearah mereka sebagaimana sebuah kelompok.
Kerangka umum adalah masa lalu, sejarah dari
pengalaman terdekat yang perlu diungkap. Aturan dari ketidaksadaran adalah
konflik dari masa lalu yang tidak terselesaikan akan Nampak pada perilaku sadar
seseorang secara kontineu untuk mrnghadapi situasi dan obyek yang ada sekarang.
Fungsi utama dari terapis bersikap netral artinya membuat intepretasi tehadap
pola perilaku individu dan keluarga.
c. Bowenian
Tujuan terapi adalah memaksimalkan
diferensiasi diri pada masing-masing anggota keluarga. Kerangka umumnya dari
Bowen adalah mengutamakan masa kini dan tetap memperhatikan latar belakang
keluarga. Atauran dari ketidak sadaran adalah konsep terkini yang menyatakan
konflik yang tidak disadari meskipun saat ini tampak pada masa interaktif.
Fungsi utama dari terapis adalah langsung tapi tidak konfrontasi dan dilihat
melalui penyatuan keluarga. Bowen mencoba menjembatani antara pendekatan yang
berorientasi pada psikodinamika yang menekankan pada perkembangan diri, isu-isu
antar generasi dan peran-peran masa laludengan pendekatan yang membatasi
perhatian pada unit keluarga dan pengaruhnya dimasa kini.
B.
Contoh Kasus
1. Permasalahan
Don
: Father
Ex-Husband
Has
Child Custody
Don adalah seorang ayah
yang sangat menyayangi anak-anaknya. Tetapi ia tidak merasa demikian beberapa
waktu terakhir karena ia merasa bahwa anak laki-lakinya telah menjadi seorang
anak yang nakal dan menakutkan.
Angela
: Mother
Ex-Wife
Has
Visitation Rights
Angela begitu heran
dengan kelakuan anak laki-lakinya yaitu Ben. Namun yang membuat ia lebih heran
lagi adalah mengapa suaminya mengizinkan Ben untuk minum minuman keras.
Heather
: Daughter
Sister
Student
Heather mengatakan bahwa hubugannya dia dengan kedua orang tuanya sangat baik. Namun berbeda dengan hubungannya dengan kakaknya, Ben, ia merasa bahwa hubungannya dengan Ben sangat gila.
Heather mengatakan bahwa hubugannya dia dengan kedua orang tuanya sangat baik. Namun berbeda dengan hubungannya dengan kakaknya, Ben, ia merasa bahwa hubungannya dengan Ben sangat gila.
Ben
: Son
Brother
Unemployed
Ben adalah sorang kakak
yang pengangguran yang mempunyai hubungan yang sangat tidak baik dengan adik
perempuannya.
2. Proses Terapi
Terdapat 4 orang yang terlibat dalam proses terapi. Seorang terapis wanita, Don
(ayah), Ben (anak laki-laki), dan Heather (anak perempuan). Terapi dilakukan di
sebuah ruangan tertutup. Posisi duduk mereka membentuk setengah lingkaran,
dengan ujung paling kiri yaitu Ben, kemudian di sebelahnya adalah terapis,
setelah terapis adalah Heather, dan kemudian di ujung paling kanan adalah Don.
Awalnya, terapis mengatakan
bahwa penting sekali membahas masalah hubungan antar anggota keluarga tersebut.
Kemudian terapis juga meluruskan tentang peran orang tua dan anak dalam sebuah
keluarga. Hal ini ditekankan kembali karena Don (ayah) cenderung membela
Heather, anak perempuannya. Akan tetapi pada akhirnya Don dapat menyadari sikap
seperti apa yang harus ia lakukan sebagai orang tua yang baik. Setelah itu
terapis meminta ayah dan Ben untuk bertukar posisi duduk agar Ben dan Heather
dapat duduk berdampingan.
Terapis mempersilahkan
Heather untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya terhadap sosok Ben. Heather
mengatakan bahwa ia merindukan sosok kakaknya yang seperti dulu dan ia merasa
bahwa ia sudah tidak mengenali kakaknya lagi, yang sekarang ini dianggap sering
berperilaku menyimpang. Misalnya saja sekarang Ben terbiasa pulang pagi dan
juga berkata-kata kasar.
Setelah Heather selesai
mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikirkan kemudian terapis meminta Ben
untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh adik perempuannya tersebut. Dan
terungkaplah bahwa selama ini Ben merasa bahwa selama ini dia diperlakukan
secara berbeda dengan adiknya.
Setelah mendengar
pengakuan dari kedua kakak beradik tersebut, terapis pun berusaha memberikan
insight pada sang ayah tentang akar permasalahan yang terjadi di antara Ben dan
Heather. Dan di akhir sesi terapi, hubungan antar anggota keluarga tesebut pun
terlihat menjadi lebih hangat. Terapi selesai.
3.
Pembahasan
Salah satu bentuk intervensi Psikologi
Keluarga adalah terapi keluarga. Terapi keluarga merupakan salah satu terapi
modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya
keluarga. Untuk dapat menjalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan
pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi
kelompok, konsep keluarga struktur dan fungsi keluarga, dinamika keluarga,
terapi perilaku dan teori komunikasi.
Contoh kasus diatas dapat di kaitkan dengan terapi keluarga
didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip.
Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling
bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan. Jadi,
tidak ada anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain; perilaku tiap
anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang lainnya.
Prinsip kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat
dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari
bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota
akan mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya
tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga
mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Dalam
prinsip pertama kausalitas sirkular yang menjelaskan
bahwa peristiwa yang terjadi itu berhubungan dan saling bergantung, memiliki sebab
atas perilaku Heather yang jelas di ungkapkan nya bahwa Heather merindukan Ben
yang dulu dan Ben menyatakan bahwa Don telah bersikap pilih kasih. Model terapi
keluarga yang digunakan oleh terapis pada kasus diatas adalah behavioral,
dimana terapis berusaha untuk merubah perilaku maladaptif pada diri Ben
dan mencoba untuk mempererat hubungan interpersonal antara Don, Ben, dan
Heather.